6 Pilihan Investasi yang Bisa Datangkan Pasif Income di 2025
Buat banyak orang, ide punya pasif income itu kayak mimpi indah: duit ngalir terus, kerja minimal, hidup santai.
Tapi pertanyaannya, bisa nggak sih kita hidup dari pasif income di 2025? Jawabannya: bisa banget! Asal lu tahu instrumen investasi yang tepat.
Kuncinya adalah cari aset yang bisa kasih cash flow rutin tanpa harus pusing lihat harga naik-turun setiap hari.
Investasi Pasif Income: Tidur Nyenyak, Dompet Tetap Tebal
Nah, biar nggak bingung, ini dia 6 pilihan investasi pasif income terbaik di 2025 yang bisa lu pertimbangkan.
1. Deposito Bank Digital: Simpel dan Relatif Aman
Deposito masih jadi pilihan buat yang pengen simpel dan minim risiko.
Bank digital sekarang menawarkan suku bunga hingga 8% per tahun, lebih tinggi dibanding bank konvensional.
Tapi hati-hati, kalau bunga lebih dari 4,25%, biasanya nggak dijamin LPS.
- Modal Awal: Mulai dari Rp1 juta
- Return: 3,5%–8% per tahun
- Keunggulan: Dijamin LPS (kalau di bawah 4,25%)
- Kekurangan: Bunga bisa kalah dari inflasi
2. Reksa Dana Pasar Uang: Lebih Fleksibel dari Deposito
Kalau deposito terlalu kaku buat lu, reksa dana pasar uang bisa jadi alternatif.
Dana lu dikelola di deposito dan surat berharga jangka pendek, dengan return lebih tinggi dari deposito biasa dan tetap likuid (bisa dicairkan kapan aja tanpa penalti).
- Modal Awal: Mulai dari Rp10 ribu
- Return: 4,5%–6% per tahun
- Keunggulan: Bebas pajak, bisa dicairkan kapan aja
- Kekurangan: Nggak dijamin LPS, return bisa fluktuatif
3. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel: Dijamin Negara, Duit Ngucur Tiap Bulan
SBN ritel itu ibarat lu minjemin duit ke negara, dan tiap bulan lu dapat imbalan dalam bentuk kupon.
Tahun ini, ada beberapa jenis SBN kayak ORI dan Sukuk Ritel dengan kupon 6%–7% per tahun setelah pajak.
- Modal Awal: Mulai dari Rp1 juta
- Return: 6%–7% per tahun
- Keunggulan: 100% dijamin negara, cash flow bulanan
- Kekurangan: Harus nunggu jatuh tempo buat cair full
4. Obligasi Fixed Rate (FR): Buat yang Pengen Return Lebih Besar
Obligasi FR ini mirip SBN ritel, tapi bisa dibeli kapan aja di pasar sekunder.
Biasanya return lebih tinggi, tapi risikonya juga lebih besar karena harga obligasi bisa naik-turun tergantung suku bunga.
- Modal Awal: Mulai dari Rp1 juta
- Return: 7%–9% per tahun
- Keunggulan: Bisa dijual kapan aja di pasar sekunder
- Kekurangan: Harga bisa fluktuatif, kupon dibayar per 6 bulan
5. Reksa Dana Pendapatan Tetap: Investasi Obligasi Tanpa Ribet
Kalau obligasi terasa ribet, reksa dana pendapatan tetap bisa jadi solusi.
Manajer investasi bakal kelola dana lu di obligasi, dan lu tinggal nikmatin keuntungannya tanpa harus repot reinvestasi.
- Modal Awal: Mulai dari Rp10 ribu
- Return: 6%–8% per tahun
- Keunggulan: Lebih praktis, bisa dicairkan kapan aja
- Kekurangan: Return berasal dari kenaikan NAB, bukan kupon bulanan
6. Deposito BPR: Bunga Lebih Tinggi, Tetap Dijamin LPS
Kalau mau deposito dengan bunga lebih tinggi, Deposito BPR bisa jadi opsi.
Suku bunganya bisa 6,75% per tahun, jauh lebih tinggi dibanding bank umum, dan tetap dijamin LPS asal sesuai batas yang ditentukan.
- Modal Awal: Mulai dari Rp1 juta
- Return: 6,75% per tahun
- Keunggulan: Dijamin LPS hingga Rp2 miliar
- Kekurangan: Akses ke BPR lebih terbatas dibanding bank umum
Kesimpulan: Mana yang Cocok Buat Lu?
Kalau cari aman dan simpel, deposito atau SBN ritel bisa jadi pilihan.
Kalau mau fleksibilitas lebih, reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap lebih cocok. Kalau pengen return lebih gede, obligasi FR bisa dicoba.
Intinya, sesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan lu.
Pasif income itu bukan cuma soal investasinya, tapi soal strategi biar duit terus bekerja buat lu!
Posting Komentar