Brainly Nostalgia Pelajar Gen Z: Platform Belajar Digital Penuh Kenangan
Dulu, ada satu kalimat sakral di Brainly: "Maaf kalau salah." Sebuah frasa sederhana, tapi cukup bikin pelajar generasi Z was-was.
Brainly adalah surga bagi mereka yang malas ngubek-ngubek buku teks, sebuah forum tanya-jawab yang jadi andalan saat tugas sekolah makin nggak masuk akal.
Tapi sekarang? Platform ini seperti warung kopi yang dulu rame, sekarang tinggal kursi kosong dan debu nostalgia.
Gimana ceritanya Brainly, yang dulu berjaya dengan ratusan juta pengguna, bisa tersisih dan kehilangan relevansi di era AI?
Brainly: Dari Polandia ke Buku Catatan Anak SMA
Banyak yang mengira Brainly produk lokal, padahal ini barang impor dari Polandia. Didirikan Michal Borkowski dan Tomasz Kraus pada 2009, awalnya platform ini bernama Zadane.pl.
Seiring waktu, mereka ekspansi ke berbagai negara, termasuk Indonesia, di mana Brainly menemukan tanah subur: siswa-siswa yang kebanjiran PR.
Sistemnya mirip media sosial, tapi buat pendidikan. Siswa bisa bertanya, siswa lain atau guru bisa menjawab.
Yang rajin menjawab dapet poin, yang banyak poinnya jadi ‘suhu’. Bagi pelajar Indonesia, ini semacam cheat code buat tugas sekolah. Sampai akhirnya, semua berubah.
Dari Bintang ke Batu Sandungan
Tahun 2020, pandemi mengunci dunia, dan Brainly ketiban durian runtuh. Penggunanya naik 70% karena semua orang belajar dari rumah. Saat sekolah mulai tatap muka lagi, eksistensi Brainly mulai goyang. Kenapa?
- Sistem Moderasi yang Aneh. Jawaban yang nyantumin referensi dari buku sering dihapus. Padahal, bukannya sumber itu justru bikin jawaban makin berbobot?
- Jawaban yang Dikunci. Bayangin lagi panik nyari jawaban tugas, eh malah disuruh login dulu. Ribet!
- Komunitas yang Perlahan Mati. Yang dulu aktif bantu jawab, satu per satu mulai cabut.
Brainly pelan-pelan kehilangan fungsinya, sampai akhirnya datang tamu tak diundang: AI.
AI: Tukang Gali Kubur Brainly
Saat Brainly mulai melempem, teknologi AI seperti ChatGPT datang dan langsung jadi primadona. Kenapa? Karena AI menawarkan solusi yang lebih cepat dan efisien:
- Jawaban langsung muncul tanpa harus login. Bye-bye langkah ribet!
- Penjelasan lebih lengkap. AI bisa menyajikan jawaban yang nggak cuma benar, tapi juga masuk akal.
- Bisa ngobrol dan dikustomisasi. Mau penjelasan lebih detail atau lebih simpel? Tinggal minta.
Brainly nggak bisa bersaing dengan AI yang jauh lebih fleksibel dan intuitif. Ujung-ujungnya? Pengguna pindah.
Brainly: Sebuah Pelajaran
Brainly adalah contoh klasik bagaimana platform digital bisa naik dan jatuh dalam hitungan tahun.
Dulu jadi kebutuhan, sekarang cuma kenangan. Tapi ada satu hal yang harus diingat: AI itu alat, bukan otak cadangan. Tujuan belajar bukan cuma nyalin jawaban, tapi memahami konsepnya.
Jadi, buat yang pernah jadi pasukan setia Brainly, masih ingat betapa paniknya saat jawaban yang kita cari ternyata dikunci? Atau sudah move on sepenuhnya ke era AI? Yuk, cerita di kolom komentar!
Posting Komentar